LOCKDOWN DARI DESA

Lockdown Dari Desa
Oleh Bachrianto Bachtiar

Covid 19 melanda dunia dalam beberapa bulan terakhir, wabah ini bermula dari Negeri Tirai bambu dan selanjutanya menjalar begitu cepat  ke seluruh penjuru Dunia, akibat dari interdependensi antar wilayah dan negara yang terhubung tanpa batas, ditandai dengan tingginya mobilitas warga dunia.

Pola penanganan oleh beberaap negara yg sangat populer adalah mengunci pergerakan penyebaran virus dgn melakukan lockdown, dimana warga tdk diperkenankan untuk melakukan kegiatan, sambil penanganan dilakukan oleh tim medis terhadap warga yang telah terjangkit.

Pola lockdown seperti di negara-negara maju, sangat sulit dilakukan di Indonesia dengan rentang kendali yang begitu luas dan dengan sarana prasarana kesehatan yang minim.

Sekarang bagaimana kita di Indonesia sebagai negara dunia ketiga yang wilayahnya terdiri dari pedesaan, baik desa pesisir maupun desa pedalaman.

Jalan keluarnya adalah memaksimalkan potensi pedesaan dan potensi gotong royong atau aksi kolektif rakyat.

Desa adalah wil otonom, dalam pemerintahan indonesia walaupun keterkaitan antar desa dan pemerintahan diatasnya tidak bisa dinafikan.

Lockdown desa harus dimulai dengan fasilitasi perangkat desa untuk mengenali apa dan bagaimana covid 19 itu, selanjutnya secara bersama melakukan musyawarah untuk merumuskan bagaimana mereka menghadapinya secara kolektif.  Perangkat desa membuat semacam pokja yang merumuskan kebijakan desa yang segera bisa dilakukan dan dapat melindunginya dari penularan virus. Juga melakukan upaya menggali potensi desa dalam hal meningkatkan imunitas warga, juga membuat masker dari bahan2 yg tersedia.  Selain itu diperlukan tersosialisasi secara cepat bagaimana seharusnya perilaku warga, misalnya kebiasaan mencuci tangan, tidak melakukan kegiatan yang menghadirkan banyak orang terutama menghadirkan orang-orang luar yang tidak jelas riwayat kesehatannya.

Warga tidak perlu menghentikan kegiatan sehari-harinya, baik itu di sawah atau dikebun atau di laut.  Yang perlu mereka sadari dan tahu adalah bgm mereka bersikap ketika berhubungan dengan dunia luar dan bagaimana seharusnya mereka ketika mereka kembali ke rumah.

Desa harus membangun sistem pemantauan terhadap warga secara mandiri. Siapa saja warga yg keluar dan masuk desa, sehingga lebih dini dipersiapkan unt tdk sampai membawa virus ke warga.

Hal ini harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak.  Akan sangat baik dimulai oleh pemerintah kabupaten dan menyebarkan secara partisipatif ke desa-desa melalui kebijakan.

Hal ini memerlukan fasilitasi yg sangat kuat unt mewujudkan secara cepat.

Semoga tulisan ini ada manfaatnya buat warga di desa. LEBIH CEPAT LEBIH BAIK

Post a Comment

أحدث أقدم