APPOGGIATURA

APPOGGIATURA
Oleh : Zulfiqar Rapang
Suatu waktu anda pernah merinding atau emosional mendengar potongan lagu, mungkin saja pemicunya adalah Appoggiatura--pelencengan nada lagu menjadi lebih rendah atau tinggi demi mengaduk emosi pendengar, membawanya menelusuri kenangan masa lalu.

Foto ini tampaknya menjadi semacam Appoggiatura. Dulu ditahun 90an, kami di Rongkong bermain dengan "motor" buatan sendiri. Dibuat bermodal bambu, rodanya dari papan bekas. Baling-baling---begitu kami menamainya.

Saya pernah ditertawai karena menempel kertas karton bertuliskan "Di Tes" di setir baling-baling baru yang saya buat. Mirip motor baru yang belum punya nomor kendaraan di tahun-tahun itu.

Setirnya itu sering menjadi tempat menggantung jerigen lima liter berisi air, yang diangkut dari bak penampungan di samping mesjid desa. Atau minyak tanah yang dibeli di warung sebelah. Persis seperti gambar itu.

Kami memang tertinggal jauh. Anak-anak kota seusia kami di tahun-tahun itu sudah bermain dengan mobil-mobilan buatan pabrik. Untungnya, tidak tertinggal truk di Desa Tandung, yang menunggu saya dan bapak berjalan kaki berkilo-kilo dari Rongkong.

Paradigma pembangunan era Soeharto menjadi salah satu asbab banyaknya daerah tertinggal. Lengsernya Soeharto (atau reformasi?)  menjadi titik balik. Desentralisasi ditingkat sub-nasional atau daerah menjadikan pembangunan tak lagi bergantung ke pusat. 

Hasilnya bisa kita lihat sekarang, meski banyak hal mesti dibenahi. Ekonomi daerah terbantu dan berkembang dengan pembangunan infrastruktur jalan di kecamatan-kecamatan. Ini juga berefek semakin membaiknya pelayanan publik.

Di Luwu Utara, kepemimpinan Lufhfy Mutty menjadi pelopor awal, yang dilanjutkan Arifin Junaidi bersama Indah Putri Indriani (IDP). Gubernur Nurdin Abdullah yang bahu-membahu bersama IDP menggenjot pembangunan. Rongkong, Seko dan Rampi kini siap bersolek maju bersama dengan daerah-daerah lain.

Dan wajib untuk dilanjutkan. Oleh IDP bersama yang terdepan Karimuddin Abhie, yang dari Beringin besar Drs Basir dan Amir Makhmud, energi baru-nya Bahtiar Manadjeng. Atau birokrasi tangguh macam Suaib Mansur, Muhtar Jaya dan Hakim Bukara. Bersama siapapun orang baik itu nantinya di periode kedua.

Pada mereka nantinya, menjadi Appoggiatura bagi kita, warganya di masa-masa yang akan datang, saat mereka usai merangkai bait-bait dalam kebijakan,  menyusun harmoni dalam pembangunan. Demi Luwu Luwu Utara sejahtera dan bahagia. 

[Zulfiqar Rapang, anak muda dari ketinggian Rongkong]

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama